Follow Us @tiyov

Friday, November 18, 2011

Kandas Di Pulau Bali

Tak ada Gading yang tak Retak, Tak ada Tentara yang tak Cepak dan Bang Poltak udah pasti orang Batak, pepatah ini mengungkapkan bahwa tak ada yang sempurna didunia ini, dalam hal apapun, siapapun orangnya dan apapun pangkatnya, pasti pernah mengalami lika liku kehidupan termasuk Kiki. Siapa Kiki? Apa pentingnya dia? Dan kenapa harus Kiki? Luka yang dialaminya memaksa dia untuk belajar memahami pahitnya sebuah kisah, ditikam cinta dan dilemparkan oleh kegagalan dalam pecintaan membuat dia sadar dan mengerti bahwa cinta itu ibarat dua sisi mata koin, antara kebahagiaan dan kesedihan tidak dapat dipisahkan, dan tak ada cinta yang memang benar benar bisa membuat bahagia untuk selamanya, dan ketika kita terluka oleh sebuah cinta maka jadikan itu sebuah pembelajaran dalam mengawali sebuah kisah yang baru, walau terkadang dia masih mengingat semua masalalu tapi itu sudah dianggap sebuah kenangan indah yang terlupakan. Dari kisah seorang Kiki ini kita bisa mengetahui jika cinta bisa juga mengubah cara berpikir kita dan itu terkadang bisa ngebuat kita menjadi dewasa. Dan tanpa sadar semua itu membuat dia menjadi seseorang yang mengerti dalam memaknai cinta yang sesungguhnya.

Tapi andai lo tau siapa Kiki, kalian bakalan sependapat dengan gue, kalo dia emang pantes banget jika dia selalu kandas dalam kisah cintanya, karena kalo dilihat, diraba dan diterawang baik baik, dia itu agak stress, dan gue rasa otaknya Cuma setengah gram aja, kalo lagi nge-Tweet bareng gue, kata katanya selalu bikin enek, sok akrab, sok gaul, dan sok tau, yah untung aja gue yang selalu berlumuran ocehannya yang nggak penting itu, coba kalo orang lain, gue rasa dia udah dibunuh.(Jleb)

“Eh Monyong!! Lo mau bikin cerita apa, mau jelek-jelekin gue?” Kiki nyamber bak bajaj yang lagi ngejar setoran.
“Weleh Ki, ngapain juga gue ngejelekin orang yang udah jelek?” jawab gue sekonyong konyongnya.
“Dasar stess lo Tem, batal deh gue berbagi cerita sama lo!!!”
“Ah bodo, yang penting gue udah tau, dan gue bakal nerusin nulis cerita tetang lo. Titik!”
“Brantem yuk Tem!!!”
“Ayuk! Di hotel mana nih Ki?”
“Sakit Jiwa Lo Tem!!!”
“Bodo ah!”
Abaikan saja ocehan Kiki, nggak penting banget ocehan dia, Cuma bikin gue nggak konsen aja. Tapi seperti biasa, kalo udah nyeritain kisah orang, gue paling nggak bisa, dan mau nggak mau gue harus jadi dirinya, tapi jujur aja gue males banget kalo disuruh jadi Kiki, nggak ada bagus bagusnya juga kalo jadi dia, mau dibayarin makan siang gue selama sebulan juga ogah deh, kecuali dia bayarin kostsan gue selama setahun penuh. (Eh)
Tapi mau gimana lagi, mau nggak mau gue harus menjadi dirinya, tapi….. eh, gimana kalo gue cerita kayak dinovel aja, jadi gue nggak menjadi siapapun hanya bercerita berdasarkan orang ketiga(padahal gue nggak tau maksudnya apa, so tapi gue coba deh, dari pada gue harus jadi dia) Okeh.. Cekobrot aja deh langsung.

“Ayo Ki kita balik…. Udah malem, dan lo juga udah mabok Ki, ntar gue juga yang susah kalo lo sampe nggak bisa jalan nanti” Fara coba merayu Kiki agar segera pulang dari sebuah Club malam.
“Ah… dikit lagi deh Ra, blom apa apa kok! Lagian Cuma sekali ini gue bakalan begini, lo tau kan apa yang lagi gue alamin sekarang?” Kiki menolak dengan nada yang udah agak kacau, tetapi dia tetep aja nggak mau sadar kalo kesadarannya udah tinggal 5 watt, dia tetep aja masih menenggak minuman keras yang ada, dan terus menerus meminumnya.

Tapi berkat rengekan Fara yang menggila, akhirnya Kiki mau juga beranjak dari tempat itu, dan melangkah pergi. Rupanya Kiki dalam keadaan yang teramat sangat sedih dan oleh sebab itulah dia memilih menumpahkan rasa sedihnya dengan pergi ke Club Malam dan mencoba menenangkan diri disana, dia berpikir kalo mabok mabokan bisa menghilangkan segala kegalauannya, padahal jelas jelas ini malah menambah masalah dan nggak sama sekali ada baik baiknya, Ingat ya!! ini nggak ada baik baiknya!! *CAMKAN*
Dengan jalan yang sempoyongan, Kiki berjalan ditepi pantai, antara sadar dan nggak sadar, Kiki berjalan sambil berteriak teriak mengucapkan berbagai kata sumpah serapah yang ditujukan kepada seseorang, dan Fara yang udah terlihat lelah, tetap setia menemani Kiki yang dalam keadaan yang kacau balau itu. sampai akhirnya Kiki jatuh dan nggak sadarkan diri. Dan Fara yang ngelihat Kiki jatuh dan nggak sadarkan diri menjadi panik, dia bingung harus berbuat apa dan seketika itu juga Fara langsung mencari pertolongan.
Sampai akhirnya Fara melihat gue dan Onik, dia berlari kearah kami, dia meminta pertolongan kami, dan dengan gerakan yang kilat gue langsung merespon permintaan Fara layaknya seorang penjaga pantai diserial film Bay Wacth. Dan sesampainya disana gue diem, Onik juga diem, Fara yang melihat gue dan Onik diem, malah ikut diem, kedieman gue itu disebabkan oleh kepanikan, apa yang musti gue lakukan dalam keadaan kayak gini? Sebenernya gue pengen ngasih nafas buatan tapi Onik ngelarang gue, dan bilang kalo CPR itu hanya untuk orang tenggelem bukan untuk orang mabok kayak Kiki. Nah disini gue makin panik "pertolongan kayak gimana yang musti gue berikan untuk orang yang nggak sadarkan diri akibat mabok? Atau gue siram aja nih anak pake air biar sadar? Atau gue buang aja kelaut sekalian?" sejuta pertanyaan pun keluar dari otak gue (kemudian hening)
Sampai akhirnya gue dan Onik membopong Kiki dari pantai itu dan membawanya ke cottage tempat gue menginap, dan Fara tentu aja mengikuti kami kesana. Disini gue nggak bermaksud jahat ya, gue bermaksud membawa dia ketempat yang lebih layak untuk beristirahat dan yang terlintas dipikiran gue ya Cuma tempat ini karena deket dari TKP.
Fara yang mengikuti kamipun beristirahat juga disana, dan walau penasaran dengan apa yang sebenernya terjadi, tetapi tetep aja gue dan Onik masih belum bertanya, gue masih diem, dan tetep diem, dan saat itu hanya bisa terdiam tanpa bertanya.

Singkatnya, malam telah berlalu berganti pagi. Mentaripun mengintip genit dari ufuk timur, sinarnya yang manja mulai menerangi semua, perlahan tapi pasti, cahayanya mulai menghangatkan suasana, dan sampai akhirnya Kiki terbangun dari mimpi indahnya. Kiki yang melihat Fara masih tertidur disofa, mencoba membangunkannya, tetapi karena masih ngantuk, Fara tak bergeming sedikitpun ketika Kiki membangunkannya. Kiki terbangun dengan tampang yang kaget dan bingung, raut wajahnya seolah bertanya “aku sekarang dimana?” tampangnya masih terlihat sedikit idiot, sambil memegang kepalanya yang mungkin sedikit masih agak pusing, dia coba menyadarkan dirinya dengan memaksa. Kiki beranjak dari tempat tidurnya, berdiri dan berjalan perlahan kearah jendela, dia melihat gue sama Onik sedang duduk diberanda, kemudian berjalan kearah pintu dan keluar menghampiri kami sambil menyeka wajahnya dengan jaket lusuhnya.

“Kalian Siapa?” “Ada apa sama gue?” “Eh… gue dimana ya?” pertanyaan bingung keluar dari bibir Kiki untuk pertama kalinya. Gue dan Onik bingung, yang mana yang harus dijawab duluan? Dalam kebingungan gue pun diem, Onik juga diem. Kami berdua diem. Dan tetap aja diem.
“Lho… kok malah diem?” Kiki bertanya lagi, dan wajahnya malah tampak semakin bingung. Akhirnya Onik pun bangkit dari kursi malasnya, dan mengulurkan tangan sambil berkata.
“Gue Onik…. Drummer, dia Botem pada Keyboard, dan kebetulan Band gue lagi nyari Vokalis, kira kira lo berminat ga?” dengan otak setengah karatan dia memperkenalkan diri bagai personil Band yang sedang mengadakan Audisi Vokalis. Bener bener gila idea banyolan Onik.
“Hah!!!” Kikipun terperanjat kaget.
“Becanda Non… Duduk dolo, biar gue ceritain semuanya” sambil tersenyum Onik mencoba meluruskan semuanya, dan akhirnya untuk pertama kalinya Onik berhasil mengucapkan kata kata yang bisa dicerna manusia. Dan Kikipun mengiyakan perkataan Onik.

Kiki pun duduk dikursi, walau sedikit agak ketakutan tetapi Kiki tetap mau menerima ajakan Onik, dan mulailah kami bercerita tentang kejadian semalam. (lalu kemudian bisul pun berguguran)
Setelah kami menceritakan apa yang terjadi, kami pun berbalik bertanya, apa yang sebenarnya terjadi? kenapa bisa sampai begitu? Siapa namanya? Berapa umurnya? Dari dunia mana dia berasal? Dan dia masih gadis ataukah sudah janda? Gantian sekarang Kiki yang gue tikam dengan berbagai pertanyaan. Dia pikir, dia aja yang bisa nanya dengan semena mena.
Nah disini letak segalanya dimulai. Dengan sedikit memaksa (dengan ancaman kalo dia bakal gue siksa kalo nggak nyeritain apa yang terjadi) akhirnya tanpa paksaan Kiki pun mau menceritakan apa yang terjadi sehingga dia bisa begini . (kemudian sunyi, dan menjadi sangatlah sunyi)

Oh iya… sebelum dia bercerita, Kiki izin untuk mandi terlebih dahulu, karena tampangnya yang masih kucel bagai serbet kumel membuat dia sadar kalo dia terlihat aneh, dan karena iba, kami pun mengizinkan dia untuk membersihkan dirinya, dan juga karena dia tamu saat itu akhirnya gue pun berinisiatif untuk membuat secangkir teh untuk dia, sambil menyiapkan sarapan.
Setelah selesai Kiki pun bercerita, dan seperti perkenalan pada umumnya, dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Namanya Kiki Alexa, seorang Mahasiswi dari Perguruan Tinggi di Jakarta, Umur 20 thn, Single (baru putus), dan Hobbynya adalah Demo. Setelah itu baru dia bercerita bagaimana dia bisa sampai dipulau Dewata ini, dan apa tujuannya disini, dengan siapa dia disini, dan apa yang terjadi hingga dia bisa sampai seperti ini.

Kiki dan Fara Dua sahabat baik semenjak SMA, tak ada yang dapat memisahkan mereka, hubungan mereka berdua baik baik saja, dan apapun yang dilakukan masing masing dari mereka, mereka berdua saling men-suport satu sama lain, dan itulah indahnya sebuah persahabatan, jikalau ada yang memisahkan mereka, mungkin hanya tanggal datang bulannya saja atau kematian yang bisa membuat segalanya mungkin. Sampai akhirnya hubungan mereka agak sedikit renggang Cuma gara gara seorang 'COWOK'.

Kiki sedang mengalami masa masa indah dalam cinta, segalanya tampak buta dimatanya, bahkan omongan sahabat terbaiknya sama sekali tidak dihiraukannya, yang ada dipikirannya hanya indahnya cerita cinta, ini manusiawi banget, dan untuk orang macam Kiki yang terbiasa dijejelin sinetron dan telenovela, dia selalu beranggapan bahwa cinta adalah segalanya.

Fara sebenarnya baik, dia melihat ada kejanggalan dalam hubungan percintaan Kiki (bukan kelakuannya lho, tetapi lebih kepada bahwa dia mengetahui siapa sebenernya pacar Kiki itu) tetapi dasarnya cinta itu buta, dengan dalih karena cinta, dia menganggap bahwa Fara sedang cemburu dengan hubungan mereka. Dan dengan tuduhan seperti itu akhirnya Fara berinisiatif untuk membuktikan segala omongannya, bahwa apa yang terjadi memang seperti adanya, tanpa adanya sedikitpun rekayasa.
Fara mengetahui bahwa pacarnya Kiki itu bukan type cowok setia, dan karena itu sebagai sahabat baik, Fara mencoba mengingatkan bahwa Kiki salah memilih cowok, tetapi apa yang dia dapat? Kiki malah menganggap bahwa Fara hanya cemburu, dan naksir juga kepada pacarnya, padahal kalo dilihat lihat, Fara itu jauh lebih cantik dibanding Kiki, jadi andai dia mau, bisa aja Fara mencari cowok sebagaimana yang dia mau.

Singkatnya demi membuktikan omongannya, Fara mencoba menjadi detektif, dia menelusuri segala jejak langkah pacarnya Kiki (pacarnya Kiki itu bernama RUDI) dengan segala kemampuannya, Fara mencoba mencari tau kebenaran tentang Rudi, dan Pucuk dicinta Bajajpun Nabrak! Sedikit demi sedikit segala kelakuan busuk Rudi mulai terkuak, awalnya adalah dari sebuah akun jejaring social yang bernama Facebrok, sedang asyik asyiknya berinternet ria, dia melihat sebuah akun dengan nama yang tak dikenalnya, tetapi yang membuat dia penasaran adalah foto yang terpampang diakun itu adalah Rudi, dan dengan rasa penasaran stadium 4, dia meng-klik akun tersebut dan dari situ dia yakin bahwa Foto itu memanglah seorang Rudi walau dengan nama yang berbeda tetapi dia sangat yakin bahwa ittu memanglah Rudi. (dan kemudian bisul pun bermekaran)
Sampai akhirnya Farapun berinisiatif untuk meng-Add akun tersebut, dan dengan cerdik, Fara menjadikan akun itu teman dengan akun FB Fara yang kedua (maklum Poker Mania jadi akunnya banyak) Add pun diterima, mungkin karena Foto pada akun Fara yang kedua itu memakai Foto Kakaknya yang cantik, Rudi pun menerima pertemanan itu tanpa ada rasa curiga sedikitpun, dan disinilah segala misteri tentang Rudi mulai terbuka.(Jeng Jeng)

Kiki dan Rudi menjalin hubungan jarak jauh yang istilah nge-Trendnya adalah LDR (Long Distance Relationship) dan hubungan mereka itu udah berjalan 9 bulan sejak kepindahan Rudi dari Jakarta ke Pulau Bali (9 hari lagi lahiran itu). Rudi berimigrasi kesana karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dia meninggal Ibu Kota Jakarta, dan awalnya Hubungan mereka baik baik aja, dan sebenernya sih tetap baik baik aja, karena segala kelakuan busuk Rudi bisa ditutupi oleh Rudi dengan sebaik baiknya, dan walau Fara mengetahui segala kelakuan busuk Rudi, dan memberitahukan Kiki, tetapi Kiki tetap nggak mau dengerin apa omongan Fara, karena semua udah dibutakan oleh cinta.
Sampai akhirnya Fara yang udah mempunyai bukti bukti otentik tentang kebusukan Rudi, menunjukan semuanya kepada Kiki.

“Hallo Ki! Bisa nggak kita ketemu, sebentar aja?” Fara menelpon Kiki.
“Mau ngapain sih? nggak ada waktu gue Ra!” Kiki menjawab dengan nada yang sinis, karena seperti yang gue bilang kalo hubungan mereka lagi dalam keadaan genting akibat pikiran buruk Kiki.
“Gue tau Ki! Lo sayang banget sama Rudi, tapi please, kali ini aja dengerin Gue” Fara mencoba meyakinkan Kiki, sambil berharap sahabatnya mau mendengarnya untuk sekali ini aja.
“Oke, kita ketemu dikantin, dan untuk sekali ini aja gue mau dengerin Lo, tapi besok dan seterusnya, andai Lo mau jelek jelekin Rudi lagi, mendingan kita nggak usah temenan lagi!” akhirnya Kiki mau menemui Fara, tetapi bersyarat, dan Fara mengiyakan syarat tersebut demi bisa bertemu dengan Kiki dan menunjukan bukti yang dia bawa.

Fara menunggu Kiki sebuah meja makan Kantin Kampus, dan setelah beberapa lama, akhirnya wajah yang ditunggunya menampakan diri, tetapi dari kejauhan Kiki terlihat memasang muka sinis, dan sepertinya dia tidak senang jika harus bertemu dengan Fara. Tetapi Fara mengacuhkan semua itu, dia hanya berharap untuk saat ini Kiki mau percaya, dan jikalau dia percaya maka bukan Kiki saja yang ia selamatkan, tetapi hubungan persahabatan mereka berdua akan ikut terselamatkan juga, And That Is The Point.

Sebelum melanjutkan ceritanya ada baiknya kalian ambil cemilan deh, dan segelas air dingin, biar nggak terlalu terbawa suasana aja, lagi pula gue mau rehat dulu, yah bakar rokok dolo dan nyeduh kopi, cuaca mendung mendung genit gini enaknya santai dulu, lagian jari jemari gue juga udah mulai pegel nih.

“Setan!!! lagi klimaks malah rehat, sialan lo Tem” wah, Onik nggak terima kalo gue rehat, dengan bacotan yang frontal, gue tau kalo dia itu sedang memuji gue.
“Sabar Man, jari jemari gue butuh istirahat”
“Kagak pake Rehat, buru terusin!!!”
“Kagak!!!”
“Terusin COT!!!”
“Kagak NYET”
“Terusin NYING”
“Brantem aja nyok Nik”
Sialan Onik, nggak terima banget kalo gue rehat sebentar, dia kira gue robot apa? Nggak tau apa kalo gue juga punya urat pegel.

Sesampai dikantin Fara menyuruh Kiki duduk disampingnya, kemudian ia membuka Laptopnya dan menunjukan sesuatu yang sangat kuat dijadikan bukti tentang kebejatan seorang Rudi.

“Liat ni Ki!!!” Fara menunjukan sesuatu dilaptopnya.

Kiki melihat itu dengan seksama, ditelusurinya semua dengan perlahan sampai akhirnya Kiki terperanjat kaget oleh sesuatu (eh sempak. Eh kancut *latah*) “apa apaan ini Ra? Ini facebrok siapa? Kok pake foto Rudi? Tapi kok namanya beda? Terus mana minuman gue? Siapa cowok cakep yang lagi baca cerita ini?” Pertanyaan bertubi tubi keluar dari mulut Kiki, tetapi Fara tidak menjawabnya, dia terus saja menunjukan bukti yang ada, dan berharap kalo bukti itu cukup untuk membuat sahabatnya itu percaya.
Sejenak Kiki terdiam, dan entah apa yang ada dipikirannya saat itu, yang jelas dia terlihat sangat Galau, resah dan mendesah. Dan sampai akhirnya dia sangat kaget dengan sebuah pesan dinding yang ada di facebrok tersebut.

Rani Anjani menulis:
Terima kasih sayang.. semalem bener bener indah ya? Nggak percuma aku punya pacar yang care seperti kamu. Love U sayang…

Seketika itu juga wajah Kiki tampak pucat bagai mayat, wajahnya yang tadinya kesel, makin terlihat tambah kesel, galau pun berhamburan dan semakin berguguran, tetapi Kiki tidak percaya begitu saja dengan yang ada, dia malah menuduh Fara mencoba menjebaknya.
Tetapi dasarnya Fara yang bener bener tulus membantu Kiki, malah tersenyum dengan manis dan berkata “buat apa gue jebak lo Ki? Dari awal gue udah tau siapa Rudi dan gue juga udah ngasih tau lo, tapi lo masih aja nggak percaya. Sekarang gini aja Ki! Bagaimana kalo kita susul dia ke Bali, kita cari tau aja dia disana, lo tau kan alamatnya?”
Kiki yang mendengar semua itu langsung terdiam dan berfikir “bener juga omongan Fara, untuk jelasnya gue harus mencari tau kebenaran semua ini” begitulah yang ada dipikirannya. Dan berkat didorong oleh rasa ingin tau yang sangat tinggi akhirnya Kiki bertekad menerima ajakan Fara untuk mencari kebenaran yang ada, dan Pulau Bali adalah Letak segala kemungkinan tentang kebenaran yang dicarinya. (kemudian Sempak pun tertawa riang)

Jumat malam, mereka pun terbang ke Indonesia bagian tengah, sekitar 2 jam mereka menikmati indahnya perjalanan menuju pulau Bali, Pulau yang sangat terkenal keindahannya dan terkenal juga dengan Budayanya, dan itu bukan hanya dikenal oleh wisatawan dalam negeri, tetapi Pulau bali telah menjadi tujuan Wisata dari berbagai Negara di belahan Dunia manapun.

Singkatnya mereka sampailah disana dengan berbekal alamat palsu (ayu ting ting kaleee) walau dengan rasa lelah yang teramat sangat, mereka tak berhenti mencari alamat keberadaan Rudi, dan dengan keinginan luhur, yang adil dan beradab, akhirnya mereka pun menemukan alamat yang dituju. Rt 05 Rw 003 jalan Cinta Denpasar Bali. Akan tetapi setibanya disana, mereka tak serta merta menuju kediaman Rudi, melainkan mencari penginapan yang dekat dengan tempat tinggal Rudi, yaitu sebuah Motel yang sedikit agak murah meriah. Selain berhemat karena uang saku yang minim, mereka juga bisa leluasa memantau gerak gerik Rudi dari tempat itu.

Hari pertama semua baik baik saja, dan kost kostsan dimana Rudi bernaung tidak terlihat mencurigakan, bahkan sosok Rudi pun tidak terlihat sama sekali, intaian yang dilakukan dari Motel tersebut tidak menghasilkan apa apa, dan kebenaran atau kebohongan yang mereka cari sama sekali belum mereka dapatkan. Kiki yang tadinya terlihat gelisah berangsur angsur menunjukan ketenangan, tetapi kini Fara yang yang terlihat begitu gelisah, karena jika sampai hari minggu mereka tak menemukan bukti apapun, sudah dipastikan persahabatan mereka akan segera berakhir.

Sampai disaat kejenuhan mulai terpampang dari wajah mereka, dan dengan rasa bosan yang mulai menjalar diseluruh darah akhirnya mereka memutuskan untuk bertolak kepantai Kute, sejenak melepaskan penat, memandang lautan nan indah, dan berwisata di Pulau Dewata nan Exsotis.

Tetapi memang Tuhan Maha Adil, mungkin memang benar jika Doa orang orang baik selalu dikabulkan, niat ingin mencari suasana dan bermanja ria dipantai Kute, mereka malah menemukan sesosok orang yang selama ini membuat persahabatan mereka diambang kehancuran. Ya! Mereka menemukan Rudi, dan yang lebih melegakan buat Fara, ternyata dugaannya tepat, dia sedang merangkul seorang wanita dengan mesra, dan wanita yang dirangkulnya menunjukan kemanjaan yang sangat signifikan, disisi lain Kiki yang tadinya sedikit tenang, kini kembali dalam kegalauan yang luar biasa, and you know what? She like little chicken losing her mother. Dalam hati Kiki dan Fara bertanya “siapa wanita itu? kenapa bisa bersama Rudi? Ada hubungan apa mereka? Siapa yang mau nraktir mereka makan? Dan apa menu makan siang hari ini?"

Tetapi dengan sigap Fara yang melihat sahabatnya berada diambang kegalauan dan kehancuran hati seperti itu, Fara mencoba menenangkan, sebenarnya saat itu juga Kiki mau melabrak mereka, tetapi dengan Bijaksana Fara mencegahnya, dia berinisiatif untuk memanjakan perut yang udah terlihat mengecil, dan pada akhirnya rasa lapar mengalahkan emosi mereka. Lagi pula Rudi dan wanitanya juga terlihat memasuki sebuah tempat makan, so nggak ada pilihan lain selain makan, karena jika mereka melabraknya saat ini juga, yang ada malah bikin malu, bayangkan aja, ditempat umum dan disaat mentari sedang panas panasnya, tiba tiba mereka harus bertarung kedalam masalah perasaan, yang ada nanti hanya menjadi bahan tertawaan orang, dan oleh sebab itu, Kiki pun setuju dengan Fara, kalo udah kenyang nanti, jangankan marah marah, berantem pun akan siap sedia.

Mentari mulai terlihat menurun, terbenam manja diufuk barat, lama mereka mengikuti seorang Rudi yang asyik bercengkrama dengan wanita lain, dan sampai akhirnya langkah mereka membawanya kearah sebuah kost kostsan, entah kost siapa, yang jelas itu bukan kostsan yang Rudi beritahukan kepada Kiki.
Entah apa yang kini ada diotak Kiki, kebimbangan dan kegelisahan yang teramat sangat jelas terlihat dari wajahnya, mungkin udah naik pitam atau malah emosinya udah naik Bus Way, yang jelas sepertinya amarah sedang mengendalikannya. Lama mereka mengamati, tetapi mereka tidak melihat sesosok Rudi atau pun wanita itu keluar dari kamar kost, “Apa yang sedang mereka lakukan disana? Kenapa sampai detik ini mereka tidak keluar? Siapa nanti yang membelikan tiket pulang? Dan kapan waktu makan malam tiba?” isi otak Kiki mulai berhamburan, pertanyaan yang keluar dari otak Kiki begitu sangat mengerikan, dan nggak ada yang mampu menjawab semua pertanyaan itu, gue, Onik ataupun Fara juga nggak bisa menjawabnya, apalagi para penumpang Bus Way.

Akhirnya rasa penasaran dan emosi yang meledak ledak, Kiki nekad menyambangi kamar kosts tersebut, dengan sedikit kesurupan setan Leak, dia berlari kearah kamar itu, Fara yang kaget dengan tingkah Kiki, langsung menyusulnya, berharap kejadian yang akan terjadi nanti tidak seperti apa yang dipikirkanya, dan pada saat ini, Fara merasa benar benar menyesal, kenapa dia memberitahukan semua ini kepada Kiki, andai dia diam saja, mungkin nggak bakalan akan kayak gini, tetapi semua udah terjadi, antara kelegaan dan penyesalan, Fara hanya berharap bahwa Kiki akan baik baik saja.

Dengan Emosi tingkat Iblis, Kiki mendobrak pintu kamar Kost tersebut, dan entah apa yang merasukinya, tenaga seorang Kiki mampu menjebol pintu kamar kost tersebut (dan usut punya usut, ternyata pintu kamar kostnya tidak dikunci) dan orang orang yang didalamnya pun sontak kaget sekaget kagetnya (eh bisul… eh panu… *latah*) dan lo tau apa yang terjadi? Rudi terperanjat kaget sambil mengucap “Kiki”. Kiki dan dan Fara pun tak kalah kaget melihat apa yang sedang terjadi dikamar itu, Rudi sang kekasih pujaan Kiki terlihat tanpa sehelai busana yang menutupi tubuhnya, dan wanita yang tadi bersama Rudi itu pun juga telihat tanpa sehelai benang pun membalut body mulusnya, hanya peluh yang terlihat menetes dari kedua pasangan tersebut, dan yang lebih mengejutkan adalah posisi Rudi terlihat jelas sedang menggagahi wanita tersebut. (gunakan imajenasi lo guys, apa yang sedang terjadi didalam kamar kost tersebut) dan ini adalah pemandangan yang sangat RUAAAAAR BINASAAA!!!

Sesaat semua hening, dan sangat begitu hening, hanya terdengar nyanyian kegembiraan para setan yang saat itu ikut menyaksikan. Dan setelah itu Air mata mulai bercucuran keluar dari mata Kiki, Kiki tak sanggup membendungnya lagi, dengan perasaan yang kalut, Kiki mendekat kearah Rudi dan *BAK BIK BUK PRAK PRANG GEDUBRAK PLAK* Kiki mendaratkan kepalan tangan Kulinya diwajah Rudi sambil mengucap “Dasar Bajingan!!!” dan KDKK (Kekerasan Dalam Kamar Kost) pun terjadi, dan entah bagaimana, Kiki terlihat seperti lelaki, dan Kiki terlihat begitu mengerikan, entah bagaimana tenaganya jadi begitu kuat saat itu juga, dan itu terlihat dari bekas pukulan yang berada diwajah Rudi (kemudian Bisulpun berpecahan)

Setelah puas memanjakan Rudi dengan berbagai macam teknik pukulan, Kiki berlari meninggalkan Rudi, berlari menjauhi Kostsan itu dan berlari meninggalkan kenyataan pahit yang dialaminya, Fara pun mengikuti Kiki, dan sampai akhirnya pelarian mereka sampai didepan disebuah Club Malam.

6 comments:

  1. hadeeeehhh,, ternyata nama gw ga disamarkan jd bunga?? -______-" bagus nih bang,, tp ko isinya ada yg(banyak) ngebully gw?? klo gw yg baca mungkin aga sedikit #nyesek dg ceritanya,, tp klo dr sudut pandang org yg hny pembaca ini isinya lumayan ngocok perut,,walopun tetep kaya pelem korea ujung2 sedih!! *tp gw ga nonton sinetron yah,, itu emak gw yg nonton gw cuman mendamingi(eh)* tp secara keseluruhan sih ni cerpen bagus ko lumayan mewakili *tp gw juga ga sengebelangsak kaya yg lo tulis yah #DAMN hancur sudah pencitraan ga#... Ngookk!!

    ReplyDelete
  2. buah pemirsah dan bloger yg baca cerita ini tidak sepenuhnya kisah nyata yah walopun intinya emang kisah nyata (eh),, tp gw ga sarapp yah cuman gila (lho??)*nama gw ko yah ga disamarkan?* drpd bingung ragu dan bimbang follow aja twitter gw @eNeng_blak2kan(ko jd promo??) klo pengen tau keSarappan gw lebih mendalam!! #ngahahahaha *onik itu putih yah,, botem itu gosong* :D

    ReplyDelete
  3. lupa bilang.... Thanks to Kiki!!!!

    ReplyDelete
  4. wkwkwkkwwk.. maaf Neng... anuway makasih ideanya..

    ReplyDelete
  5. Wahahaha *eh ini cerita sedih, cerita lawak, ato cerita panas tem ??
    Gue bingung setengah tiang ...

    ReplyDelete

Memaki atau Memuji,, Bebas Anda Lakukan Disini.